JANGAN REMEHKAN LUKA..! Setiap orang, mulai orok yang baru lahir
sampai kakek-nenek, pasti pernah mengalami luka. Ada yang namanya luka
sayat, luka tusuk, luka gores, luka tembak, luka bakar, luka gigitan
binatang, dan sebagainya. Namun, sayangnya, tak semua orang tahu
bagaimana cara memperlakukan luka dengan baik dan benar. Ketika luka
datang, waspadai seberapa bahaya luka itu. Jangan pasrahkan pada larutan
antiseptik semata, karena dia enggak bisa berkelit dari infeksi serius.
Lihat juga, berkaratkah benda yang melukainya?
Bersihkah lukanya? Luka yang tercipta hanya dari tusukan paku,
misalnya, beberapa hari kemudian bisa menjadi monster penyebab tetanus.
Tetanus merupakan penyakit infeksi toksik, yang disebabkan oleh invasi
mikroorganisme Clostridium tetani disertai pelepasan neurotoksin
spesifik yang akan mempengaruhi susunan saraf lewat gejala klinis spasme
otot. Pada dasarnya, ada dua neurotoksin yang dihasilkan kuman ini,
yaitu tetatospasmin dan tetanosilin. Tetanus bisa menjadi mimpi buruk
jika perawatan luka tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Luka yang
berpotensi itu, misalnya luka dalam (akibat tertusuk benda tajam,
seperti paku, pecahan kaca atau jarum suntik yang tidak steril), luka
akibat kecelakaan atau perang, serta luka ringan, semisal luka gores
atau gigitan binatang. Masa inkubasi atau waktu yang diperlukan kuman
sejak mulai menyerbu masuk tubuh sampai timbulnya gejala berkisar antara
2 – 21 hari. Mulanya, penderita akan merasa tegang pada otot daerah
alat gerak (tangan atau kaki) yang terdapat luka, kemudian menjalar ke
otot-otot rahang dan leher, sampai akhirnya hampir seluruh badan terasa
kaku. Ada beberapa istilah khas untuk menggambarkan gejafa-gejala
pasien tetanus. Antara lain trismus, yaitu kondisi saat penderita sulit
membuka mulut karena spasme (ketegangan) otot pengunyah. Ada juga rhisus
sardonicus menggambarkan muka penderita bak menyeringai akibat spasme
otot muka dengan alis tertarik ke atas. Sementara sudut mulut tertarik
ke luar dan ke bawah serta bibir tertekan kuat pada gigi. Terakhir,
opistotonus, saat kondisi tubuh penderita tampak kaku, tungkai
terangkat, lengan kaku dengan tangan mengepal. Yang menarik,
kejang-kejang dapat dicetuskan oleh adanya rangsang suara, cahaya maupun
sentuhan. Kematian pada penyakit ini umumnya karena spasme otot
pernapasan dan obstruksi (sumbatan) pada jalan napas. Faktor-faktor
yang memperparah antara lain pendeknya masa inkubasi, jika terjadi pada
bayi dan pasien usia lanjut, frekuensi kejang tinggi, serta adanya hal
penyulit, seperti kejang otot pernapasan dan sumbatan jalan napas. So,
jangan pernah anggap remeh luka, sekecil apa pun dia. Biasakan memakai
alas kaki jika ke luar rumah, bersihkan luka dan beri larutan antiseptik
segera, kalau lukanya ada di luar. Jika perlu, balut dengan kasa
steril. Perhatikan benda penyebab luka, berkarat atau tidak. Kalau tak
yakin terhadap kebersihan luka, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan
serum antitetananus (ATS) atau toksin tetanus (TT) yang sudah
dilemahkan.
Blog ini adalah pengkongsian maklumat tentang TIPS KESELAMATAN untuk sama-sama mendapat menafaat dan semoga kita tidak MENYESAL DI KEMUDIAN HARI.."PREVENTIVE ACTION BETTER THAN CORRECTIVE ACTION (Tindakan Pencegahan adalah lebih baik daripada Tindakan Pembetulan) KESELAMATAN MELIBATKAN NYAWA DAN HARTA BENDA...Apakah persiapan ANDA/KITA...? Apakah persiapan ANDA/KITA....? UNTUK ORANG ANDA/KITA SAYANG...?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan